Rabu, 25 Juni 2008

Mahasiswa : Agent of Changes or Agent of Destruction?

Kembali terulang aksi anarkis yang mengatasnamakan kebebasan demokrasi. Sangat disayangkan, mahasiswa yang telah dilabeli ’maha’ tidak berlaku sepatutnya, tidak menggunakan intelektualitasnya dengan sewajarnya. Mobil yang mereka bakar adalah hasil dari uang rakyat, maka apa bedanya dengan anggota DPR yang korupsi? Pemblokiran jalan telah mengganggu akses masyarakat, maka apa bedanya dengan mobil pejabat yang sesukanya menggunakan lajur jalan dengan pengawalan?

Mau dibawa kemana bangsa ini bila kaum inteleknya saja masih apatis terhadap hukum? Akan jadi apa negara ini bila generasi penerusnya tak taat hukum? Kalau anda merasa tidak didengarkan, duhai kawan mahasiswa, cobalah tak hanya menyalahkan pendengarnya, cobalah untuk mengevaluasi cara kalian menyampaikannya. Mungkin bukan pesannya yang ditolak, tapi pembawa pesannya yang ditolak.

Cobalah lihat teman-teman kalian di beberapa tempat lain. Mereka prihatin dengan kenaikan BBM, tapi tak melakukan aksi anarkis. Mereka tidak setuju dengan kenaikan BBM, namun tiada kekerasan terjadi. Mereka melakukan langkah kongkrit untuk membantu rakyat disekitar mereka. Pelayanan kesehatan gratis, pembagian sembako, bukankan itu cara yang lebih elegan dalam menyokong rakyat?

Tidak ada pembenaran atas pencabutan nyawa seorang anak manusia. Seperti halnya tiada ada juga pembenaran atas penyia-nyiaan amanah rakyat terhadap mahasiswa.

0 komentar: