Jumat, 23 Mei 2008

BLT, Umpan atau Kail?*

BLT, Bantuan Langsung Tunai, klo masyarakat bilangnyaBantuan Langsung Tewas--sekali nerima 300.000, hidup beberapa hari, terus tewas :)-- menjadi sebuah topik yang hangat diperbincangkan. Apalagi, katanya ntu Beelte maw dibagi hari ini (23/05).

IMHO, BLT ga mendidik dan ga tepat cara. Aku binun, pemerintah itu maunya apa sih? Menyejahterakan rakyat miskin, ataukah mengadu domba rakyat miskin? Apa laporan yang masuk ke mereka itu hanya yang baik-baik sajakah? Ataukah yang penting pemerintah sudah 'membantu' meringankan beban rakyat miskin?

Yang memimpin negeri ini tahu ga ya, kalau saudara-saudara ku terputus silaturahminya gara2 BLT? Tahukah ga ya, klo Ketua RT/RW dan Lurah ada yang diancam gara2 BLT? mbok sudahlah, cukupkan kontroversi kebijakan yang tidak mendidik sampai dengan masalah UAN saja. Sekolah yang tiga tahun ko cuma diuji tiga hari. Opo tumon? Kok kayanyaIndonesia malah diseret ke dalam jurang kebodohan dan kemalasan gitu. Iya sih, aku taw kalo APBN uda ga kuat lagi menyokong beban subsidi, tapi mbok yao dikasi 'kail', jangan 'ikan', apalagi malah 'umpan'. Dosanya besar lho memecah belah persatuan dan memutus silaturahmi.

Kayanya uda banyak yang menyarankan untuk diubah cara pemberiannya, misal klo di daerah, uangnya dibelikan ternak. Kan nanti bisa berkembang biak. Atau klo yang banyak diomongkan, dibuat program padat karya, tar hasilnya lebih bermanfaat. Klo langsung tunai coba, uda langsung habis, trus gara-gara uang beredar banyak, memicu inflasi (ya ga ya?). Weleh2, multiplier efeknya buanyak.

Jadi inget, klo katanya Ucup Kelik, warga yang di bawah garis kemiskinan akan diangkat, biar PAS di garis kemiskinan. :))
Tapi ya yang selama ini di PAS garis kemiskinan atau yang (sedikit) di atas garis tu bakalan terseret ke bawah garis kemiskinan. Dan kefakiran (kemiskinan) ntu deket dengan kekafiran loh......Astaghfirullah.....

*Judul ini aku dapat dari detik forum*

0 komentar: